Tugas Dasar Jaringan Komputer

Tugas Dasar Jaringan Komputer Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak

Telkom University Surabaya

Perbandingan Protocol Routing: RIP, OSPF, BGP, dan EIGRP

Routing protocol digunakan oleh router untuk menentukan jalur terbaik dalam mengirimkan paket data di jaringan. Empat protocol yang umum digunakan adalah RIP (Routing Information Protocol), OSPF (Open Shortest Path First), BGP (Border Gateway Protocol), dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).

Laporan ini membandingkan keempat protocol tersebut berdasarkan

Cara Kerja

Algoritma yang digunakan

Metrik routing

Kelebihan dan kekurangan

Rekomendasi penggunaan

Tabel Perbandingan RIP, OSPF, BGP, dan EIGRP

AspekRIPOSPFBGPEIGRP
Tipe ProtokolDistance-VectorLink-StatePath-VectorAdvance Distance-Vector (Hybrid)
AlgoritmaBellman-FordDijkstra (SPF)Path-VectorDUAL (Diffusing Update Algorithm)
MetrikHop Count (max 15)Bandwidth, Delay, CostAS Path, Next Hop, Local PrefBandwidth, Delay, Load, Reliability
KonvergensiLambat (beberapa update cycle)Cepat (triggered updates)Lambat (policy-based)Sangat Cepat (DUAL)
ScalabilityKecil (≤15 hop)Besar (mendukung hierarki area)Sangat Besar (Internet-wide)Menengah-Besar (enterprise)
Kelebihan– Mudah diimplementasi
– Cocok untuk jaringan kecil
– Konvergensi cepat
– Mendukung VLSM & CIDR
– Scalable untuk Internet
– Fleksibel dalam routing policy
– Konvergensi sangat cepat
– Efisien dalam bandwidth
Kekurangan– Tidak cocok untuk jaringan besar
– Rentan routing loop
– Kompleks, butuh resource CPU tinggi
– Tidak cocok untuk WAN
– Konfigurasi manual rumit
– Lambat dalam konvergensi
– Proprietary Cisco
– Kurang dokumentasi terbuka
PenggunaanJaringan kecil (LAN)Jaringan enterprise, ISPInternet (Inter-AS routing)Jaringan Cisco enterprise

Kesimpulan

  1. Gunakan RIP hanya untuk jaringan kecil & sederhana. 
  2. Pilih OSPF untuk jaringan enterprise yang membutuhkan konvergensi cepat. 
  3. BGP wajib untuk routing Internet (Inter-AS). 
  4. EIGRP optimal untuk jaringan Cisco yang membutuhkan kinerja tinggi.

Penjelasan Algoritma Routing

Algoritma Bellman-Ford (Digunakan oleh RIP)

Algoritma Dijkstra (Digunakan oleh OSPF)

Algoritma Bellman-Ford adalah distance-vector algorithm yang menghitung jalur terpendek dengan cara iteratif membandingkan jarak ke semua node dalam jaringan. Setiap router hanya mengetahui informasi dari router tetangga, bukan topologi penuh jaringan.

Algoritma Dijkstra adalah link-state algorithm yang menghitung jalur terpendek dari satu node ke semua node lain dalam graf. Setiap router memiliki peta topologi lengkap jaringan.

Cara Kerja dalam Routing

Cara Kerja dalam Routing (OSPF)

  1. Inisialisasi
    • Setiap router menyimpan routing table yang berisi:
      • Destination network
      • Next-hop router 
      • Total cost (hop count
  2. Pertukaran Informasi
    • Router mengirimkan seluruh routing table ke tetangganya secara periodik (misal: setiap 30 detik pada RIP). 
    • Jika tidak ada update, router tetap mengirimkan table untuk menjaga konektivitas.
  3. Proses Update Routing Table
    • Ketika Router A menerima update dari Router B:
      • Router A memeriksa setiap entri dalam update. 
      • Jika Router B menawarkan jalur lebih pendek ke suatu network, Router A memperbarui tabelnya. 
      • Contoh:
        • Sebelum update: Router A → Network X (3 hop via Router C) 
        • Setelah update: Router B menawarkan Network X (2 hop) 
        • Router A akan mengganti next-hop ke Router B dengan cost 2 + 1 (hop ke B) = 3 hop.
  4. Konvergensi
    • Proses ini berulang hingga semua router memiliki informasi yang konsisten. 
    • Count to Infinity Problem: Jika sebuah link down, beberapa router mungkin terus menambah hop count (solusi: split horizon & poison reverse).
  1. Setiap router mengirim Link-State Advertisement (LSA ke seluruh jaringan. 
  2. LSA berisi informasi:
    • Daftar router tetangga. 
    • Cost link (berdasarkan bandwidth, delay, dll).

Pembentukan Link-State Database (LSDB)

  1. Setiap router menyimpan salinan identik dari LSDB (peta jaringan lengkap).

Menghitung Shortest Path Tree (SPT)

Router menjalankan algoritma Dijkstra untuk menentukan jalur terpendek:

  1. Langkah 1: Mulai dari diri sendiri (root). 
  2. Langkah 2: Hitung cost ke semua tetangga langsung. 
  3. Langkah 3: Pilih node dengan cost terendah, tambahkan ke SPT. 
  4. Langkah 4: Perbarui cost ke node lain melalui node yang baru ditambahkan. 
  5. Langkah 5Ulangi hingga semua node termasuk dalam SPT.

Pembentukan Routing Table

Hasil SPT digunakan untuk mengisi routing table.

Contoh: 

  1. Jalur terpendek dari Router A ke Network X adalah melalui Router B dengan cost 10.

Kompleksitas konfigurasi – Membutuhkan perencanaan area (khususnya di OSPF).

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan & Kekurangan

  1. Sederhana – Tidak perlu mengetahui seluruh topologi. 
  2. Cocok untuk jaringan kecil. 
  3. Konvergensi lambat – Butuh beberapa iterasi untuk stabil. 
  4. Rentan terhadap routing loop jika tidak ada mekanisme pencegahan.
  1. Konvergensi cepat – Perubahan langsung diupdate via LSA.
  2. Bebas dari routing loop – Memiliki pandangan global jaringan.
  3. Membutuhkan resource tinggi – CPU & memory untuk menyimpan LSDB.
AspekBellman-Ford (RIP)Djikstra (OSPF)
Jenis AlgoritmaDistance-VectorLink-State
Pengetahuan TopologiHanya tahu tetanggaPunya peta jaringan lengkap
MetrikHop countCost (bandwidth, delay, dll.)
KonvergensiLambat (iteratif)Cepat (triggered updates)
OverheadRendah (tapi boros bandwidth)Tinggi (karena LSDB)
KestabilanRentan loop (tanpa mitigasi)Stabil (bebas loop)
PenggunaanJaringan kecilJaringan besar & kompleks

Contoh Kasus Nyata

Bellman-Ford (RIP)

Jaringan Kantor Kecil:

  1. 5 router terhubung secara sederhana.
  2. RIP cukup karena tidak butuh konvergensi cepat. 

Dijkstra (OSPF)

Data Center ISP:

  1. Ratusan router dengan banyak jalur redundan.
  2. OSPF memastikan jalur terpendek selalu dipilih berdasarkan bandwidth.

Video Deskriptif Routing Protokol